Ary Ginanjar Mengawali Karir dari Seorang Dosen
Ary Ginanjar mengawali karirnya sebagai dosen di universitas udayana bali.
Sebagai dosen yang masih baru pada saat itu Ary Ginanjar harus belajar
menghemat biaya hidupnya, Ary Ginanjar berangkat ke kampus universitas udayana bali
setiap pagi dan mulai pulang pada saat menjelang siang, hari-hari yang
seperti itulah yang selalu di lalui oleh Ary Ginanjar muda di bali,
namun ketika kembali ke tempat kostnya, Ary Ginanjar merasakan ada
sesuatu yang hilang dalam hidupnya.
Ary Ginanjar
selalu bertanya-tanya dalam hati, apakah hanya seperti inilah kehidupan
yang akan selalu dilaluinya sepanjang hidupnya apabila menjadi seorang
pegawai negeri Sipil, pada saat Ary Ginanjar mendapatkan surat
pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil di Universitas Udayana Bali,
dua hari kemudian Ary Ginanjar mengembalikan surat pengangkatannya ke
kampus Udayana bali dan menyatakan diri keluar sebagai pegawai negeri
sipil sekaligus sebagai dosen di kampus Udayana bali. Hal ini membuat
sedih ibu yang paling disayanginya, dengan pilihan hidup anak sulungnya
tersebut, namun hati Ary Ginanjar sudah bulat untuk memulai kehidupan
baru sebagai seorang pengusaha muda saat itu.
Dengan berbekal uang 200 ribu, Ary ginanjar mengambil celana jeans di bandung dan dipasarkan di bali tepatnya di pasar kuta bali,
namun sayang pada saat itu tempat yang dipilih oleh Ary Ginanjar bukan
tempat yang strategis untuk berjualan, pada saat itu Ary Ginanjar
berteman dengan para penjual ayam potong dan tukang service jam tangan.
Ary ginanjar memperhatikan salah satu sahabatnya sesama penghuni pasar
kuta bali pada saat itu yaitu tukang service jam tangan, setiap hari apa
yang di kerjakan oleh tukang service jam tangan ini sangat menarik
perhatian ary ginanjar, setiap pagi rukang service jam ini akan memulai
harinya dengan membuka kiosnya, lalu setelah itu sambil menunggu
orang-orang yang ingin di service jam tangannya atau ingin mengganti
batrenya maka tukang service ini akan menikmati kopi hitam hangat di
pagi itu, lalu setelah itu bermain catur dengan temannya sesame penghuni
pasar kuta, lalu apabila ada yang ingin di service jam tangannya, dia
akan berhenti bermain catur dan melayani pelanggannya, lalu setelah itu
tidur siang didalam kiosnya sambil menunggu pelanggan lainnya datang, Ary Ginanjar
berkata dalam hati :”bukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan, aku
tidak ingin menghabiskan waktu hanya sekedar hidup saja dan menyambung
hidup hari demi hari, tapi aku harus berprestasi dan menjadi orang yang
hebat di dunia. (http://aryginanjar.com)
ESQ Training
081378444341
Tidak ada komentar:
Posting Komentar