Senin, 07 April 2014

ESQ Bangun Karakter dan Integritas Polisi (081378444341)

ESQ Bangun Karakter dan Integritas Polisi

Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian (kiri) bersama Kapolres Garut Arif Rahman

Membangun nilai-nilai yang disepakati bersama dan integritas di dalam sebuah organisasi memang bukan hal yang mudah. Namun, bukan berarti tidak dapat terwujudkan. Ini dibuktikan oleh Kepolisian Resort Garut, Jawa Barat, dengan mengikutkan para perwira dan anggotanya termasuk seluruh Kapolsek dalam training Character Building ESQ tingkat 1 aula Polres Garut, kemarin (06/04).

Training dibuka oleh Pakar Pembangunan Karakter yang juga Founder ESQ 165 Ary Ginanjar Agustian dan Kapolres Garut Arif Rahman. Pada kesempatan itu Ary Ginanjar dianugerahi Honorary Police sebagai bentuk penghargaan Kepolisian kepada masyarakat yang membuat perubahan.

Kegiatan yang memasuki angkatan ke-6 telah diikuti oleh 650 perwira dan anggota Polres penyandang Juara Terbersih se-Jawa Barat itu. Arif Rahman mengatakan bahwa latar belakang berpartisipasinya jajaran mereka karena keluhan tidak dimilikinya nilai yang disepakati bersama untuk pedoman berprilaku.

“Begitu masuk, saya lihat Organization Health Audit dan apa keluhannya. Dengan mengikuti ESQ terwujudlah nilai-nilai yang disepakati oleh seluruh anggota, yaitu kejujuran, integritas, kerjasama, hierarki, dan loyalitas. Sebelumnya saya harus mengerjakan sendiri agar menjadi role model,” kata alumnus ESQ yang baru menjabat selama tujuh bulan itu.

Dia menambahkan, nilai-nilai harus diinternalisasikan sehingga terjadi perubahan kultur positif. Salah satu sumbernya adalah dari Asmaul Husna yang dibaca oleh para anggota sebelum mereka memulai tugas. Arif mengaku sudah lama bercita-cita menggunakan nilai ESQ untuk membentuk karakter. Menurutnya, banyak yang mengatakan bahwa transformasi budaya dalam sebuah organisasi membutuhkan waktu lama. Namun ternyata dalam ESQ terdapat konsep Accellerated Culture Transformation (ACT) yang dapat mempercepat prosesnya.

Indikator keberhasilannya, lanjut Arif, adalah perubahan anggota polisi yang tidak melakukan pungli (pungutan liar, red). Sehingga masyarakat semakin respect kepada polisi. Demikian juga pelanggaran dari anggota kepolisian yang menurun secara signifikan. Hal itu karena para anggota memaknai bekerja sebagai ibadah. Bahkan, demontrasi di masyarakat menurun karena mereka menghormati polisi.

“Salah satu contoh adalah ketika terjadi demonstrasi besar-besaran, para anggota kami menghadapi para demonstran tidak dengan kekerasan. Namun kami membaca Asma Ul Husna bersama-sama. Hal ini membuat suasana menjadi teduh dan masyarakat serta polisi dapat memecahkan permasalahan yang ada,” papar Arif.

Dalam setiap training ESQ yang berlangsung, Polres Garut juga mengajak anak-anak sekolah se-kabupaten Garut untuk ikut secara bergantian. Tidak hanya itu. Karyawan PDAM, Pemda, serta Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) besar di Garut juga mengikuti in house training ESQ tersebut dan mengakui manfaatnya yang positif. Termasuk Bupati Garut Rudy yang telah mengikuti training tersebut pada angkatan ke-4 Maret lalu.

Pada kesempatan yang sama, Ary Ginanjar Agustian mengatakan bahwa hal tersebut adalah progam yang dicanangkan Kapolri sebelumnya dan terus dilakukan oleh ESQ. “Agendanya adalah perubahan mindset dan culture-set dengan strategi pembangunan nilai, system, dan kepemimpinan,” jelas peraih gelar doktor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta itu.

Ditegaskan Ary, tiga tadi sudah dilakukan oleh Polres Garut yang menjadi langkah komprehensif ESQ dengan member konsep yang cepat dan akurat untuk internalisasi. Kemudian tiga hal tersebut, lanjut Ary, dikunci dengan penegakan disiplin berupa reward and punishment. Perubahan lainnya adalah wajah para anggota polisi lebih lembut dan santun.

“Ini satu contoh yang bisa dilihat oleh Kapolri dan Kapolda di Indonesia sehingga Polri menjadi lebih baik lagi. Polres-polres lain juga dihimbau untuk menindaklanjuti amanah dari Kapolri. Dan ini bukan sekedar training. Tapi penggabungan nilai, sistem, dan kepemimpinan. Yang tadinya militeristik, menjadi humanis,” ulasnya.

Ary mengatakan Indonesia Emas tidak tercipta jika tidak ada Polisi Emas, yaitu polisi yang berkarakter dan berhati nurani. (ave/esq-news.com)



Info Trainin ESQ Character Builing
081378444341 
frnas.esqlcriau@gmail.com

Tidak ada komentar: